Kontraspedia – Kasus ledakan yang terjadi di rumah seorang anggota polisi di Mojokerto, Jawa Timur, pada Senin (13/1) lalu masih dalam tahap penyelidikan mendalam. Kapolda Jatim, Irjen Pol Imam Sugianto, mengonfirmasi bahwa tim penyidik hingga kini terus bekerja untuk mengungkap keterkaitan antara bahan baku mercon dan gas elpiji yang ditemukan di lokasi kejadian.
Menurut Imam, dalam proses penyelidikan, tim menemukan tabung gas elpiji yang terdiri dari lima unit. Tiga di antaranya berukuran tiga kilogram dan dua lainnya berukuran 12 kilogram. Gas-gas ini kini menjadi barang bukti yang tengah diteliti. Imam menyatakan, penyelidikan masih berfokus pada kemungkinan adanya kebocoran gas yang memicu bahan peledak yang disimpan di rumah tersebut.
Imam juga menjelaskan bahwa informasi tersebut telah disampaikan kepada tim dari Mabes Polri, termasuk Bareskrim dan Irwasum. Mereka pun turut melakukan pendalaman terhadap kejadian ini. Imam menegaskan bahwa jika terbukti ada pelanggaran etika yang dilakukan oleh pemilik rumah yang juga seorang polisi, maka hukum disiplin dan kode etik akan ditegakkan tanpa ragu. Dari sisi pidana, tim Ditreskrimum Polda Jatim juga sedang menyelidiki lebih lanjut.
Dalam kesempatan tersebut, Imam memberikan penjelasan terkait asal usul bahan peledak yang ditemukan di rumah Aipda Muryadi, anggota Polsek Dlanggu yang menjadi pemilik rumah tersebut. Imam menyebutkan bahwa pada akhir tahun sebelumnya, Muryadi bersama anak-anaknya dan tetangga biasa menyalakan mercon untuk merayakan tahun baru. Sisa-sisa mercon yang belum digunakan kemudian disimpan di rumahnya, termasuk untuk persiapan bulan puasa yang akan datang.
Sebagai respons terhadap kejadian ini, Imam mengimbau kepada masyarakat yang biasa menyimpan mercon atau bahan peledak lainnya untuk segera meninggalkannya demi keselamatan bersama. “Kita memilih hidup aman, tidak membahayakan tetangga dan orang lain,” tegasnya.
Ledakan yang terjadi di rumah Muryadi pada Senin pagi itu menyebabkan kerusakan yang sangat parah. Rumah tersebut hancur, dengan bagian atap depan hingga belakang luluh lantak. Selain rumah Muryadi, ledakan tersebut juga merusak tiga rumah di sekitar lokasi kejadian. Kerusakan paling parah juga terjadi pada atap rumah-rumah tersebut.
Salah satu rumah yang terkena dampak adalah rumah Luluk Sudarwati (32) yang terletak di sisi timur rumah Muryadi. Luluk dan anaknya, Kaffa (3), ditemukan dalam kondisi tengkurap di atas ranjang. Keduanya dinyatakan meninggal dunia dan telah dievakuasi ke Rumah Sakit Sidowaras, Bangsal, Mojokerto. Kejadian ini tentu meninggalkan trauma bagi warga sekitar dan membuka mata banyak pihak akan pentingnya kewaspadaan terhadap penyimpanan bahan-bahan berbahaya di lingkungan perumahan.
Kasus ini pun terus menjadi perhatian, baik dari kalangan aparat kepolisian maupun masyarakat umum. Penyelidikan lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap secara jelas penyebab ledakan yang merenggut nyawa dan menyebabkan kerusakan parah.