![Banjir Bandang Hantam Tiga Desa di Jember, Jalanan Lumpuh dan Warga Mengungsi](https://kontraspedia.com/wp-content/uploads/2024/12/WhatsApp-Image-2024-12-24-at-11.47.04.jpeg.webp)
Kontraspedia – Hujan deras yang mengguyur sejak Minggu (22/12) menyebabkan banjir bandang melanda Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Bencana ini menerjang tiga desa, yaitu Rowosari, Jambearum, dan Gunung Malang, hingga membuat akses jalan tertutup material lumpur. Selain itu, sejumlah rumah warga mengalami kerusakan parah akibat terjangan lumpur yang disertai pasir dan kayu besar.
Camat Sumberjambe, Umar Faroek, menjelaskan bahwa banjir bandang bermula dari meluapnya sungai di kawasan Air Terjun 7 Bidadari. Luapan air membawa material lumpur yang kemudian masuk ke rumah warga dan memutus akses jalan di beberapa lokasi. Kondisi paling parah terjadi di Dusun Gardu Timur, Desa Rowosari, di mana material lumpur dengan ketebalan tinggi menutupi jalan sepanjang lebih dari 100 meter. Untuk membersihkannya, pihaknya membutuhkan bantuan alat berat karena pembersihan secara manual dinilai sangat sulit.
Selain menimbulkan kerusakan jalan, banjir bandang juga merusak instalasi pipa air bersih di Desa Jambearum. Pipa-pipa tersebut sejatinya berfungsi untuk mengalirkan air bersih ke Desa Pringgodani dan Plerean, namun kini sudah tidak dapat digunakan. Akibatnya, distribusi air bersih ke warga terganggu, sehingga memperburuk dampak dari bencana tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Widodo Julianto, menyatakan bahwa ketebalan material lumpur yang menutup jalan mencapai 40 cm. Selain lumpur, kayu-kayu besar yang terbawa arus banjir turut memperparah situasi. Hingga saat ini, akses jalan ke Balai Desa Jambearum masih belum bisa dilalui. Kondisi ini memaksa 25 kepala keluarga mengungsi ke rumah sanak saudara untuk menghindari risiko banjir susulan, terutama karena curah hujan di wilayah tersebut masih tinggi.
Upaya pembersihan jalan dilakukan secara bergotong-royong oleh warga bersama pemerintah setempat. Namun, proses ini berjalan lambat karena keterbatasan peralatan. Widodo menambahkan bahwa BPBD telah merekomendasikan penggunaan alat berat untuk mempercepat proses pembersihan material lumpur dan kayu. Sementara itu, warga tetap diimbau untuk waspada, mengingat potensi bencana susulan masih mungkin terjadi.
Di tengah keterbatasan, masyarakat Kecamatan Sumberjambe berharap pemerintah segera mengirimkan bantuan, terutama alat berat untuk membuka akses jalan dan memperbaiki instalasi air bersih. Selain itu, kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana, seperti memperbaiki sistem drainase dan memperkuat upaya penghijauan di daerah-daerah rawan.
Banjir bandang di Jember ini menunjukkan betapa besar dampak bencana alam terhadap kehidupan warga, terutama ketika infrastruktur dasar seperti jalan dan sumber air bersih rusak. Di sisi lain, semangat gotong-royong warga menjadi penguat harapan bahwa pemulihan dapat segera tercapai. Pemerintah daerah diharapkan terus berkoordinasi dengan pihak terkait agar proses penanganan bencana dapat berjalan lebih cepat dan efisien.