Banjir yang terjadi mempengaruhi sejumlah kawasan di Kabupaten Ponorogo, dengan ketinggian air yang mencapai 150 sentimeter, sehingga kendaraan tidak bisa melintas. Keadaan ini menyebabkan arus lalu lintas terhenti, terutama di jalan provinsi yang menghubungkan Ponorogo dengan Trenggalek dan Pacitan. Selain itu, banjir juga merendam berbagai fasilitas umum seperti sekolah-sekolah, dan memaksa sebagian besar warga di wilayah yang terimbas untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Menurut Hadi Sunyoto, anggota Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, kondisi ini dipicu oleh hujan deras yang turun secara terus-menerus dalam beberapa jam terakhir, yang menyebabkan sungai-sungai utama di wilayah Ponorogo meluap. Hadi menyebutkan bahwa banjir melanda sejumlah kecamatan, antara lain Kecamatan Jetis, Kecamatan Siman, dan Kecamatan Ponorogo.
Wilayah yang paling terdampak oleh banjir adalah Kelurahan Kepatihan, Pekunden, dan Brotonegaran. Di sana, air mulai merendam pemukiman warga sejak pukul 01.00 WIB, dan dalam waktu singkat, air semakin tinggi dan menyebar ke berbagai area lainnya. Ketinggian air di beberapa titik mencapai lebih dari satu meter, merendam rumah-rumah warga hingga mencapai 50 sampai 150 sentimeter.
BPBD Ponorogo bersama tim gabungan dari TNI, Polri, dan relawan kini tengah berusaha keras untuk melakukan evakuasi terhadap warga yang terjebak di dalam rumah. Sejumlah warga terpaksa diungsikan ke tempat-tempat yang lebih aman, sementara bantuan logistik terus disalurkan untuk meringankan beban mereka yang terdampak. Meski upaya evakuasi terus dilakukan, tantangan terbesar adalah akses yang terputus akibat banjir yang menggenangi jalur utama, membuat distribusi bantuan menjadi lebih sulit.
Selain itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini terkait cuaca ekstrem di Ponorogo. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan. BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan yang bisa terjadi kapan saja.
Banjir bandang ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam, terutama di daerah yang rawan terjadi bencana serupa. Pemerintah Kabupaten Ponorogo dan berbagai pihak terkait terus berupaya untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan, dan berharap agar situasi segera membaik, mengingat potensi ancaman cuaca ekstrem yang masih ada.
Masyarakat diharapkan untuk tetap mengikuti informasi terkini dari BMKG dan BPBD setempat serta tetap waspada terhadap kemungkinan bencana lainnya yang bisa saja terjadi akibat curah hujan tinggi yang terus berlanjut.