Kontraspedia – Puluhan kepala keluarga (KK) dari Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, harus mengungsi akibat longsor yang terjadi di Gunung Garu pada Senin (23/12). Kejadian ini berdampak pada empat kampung, yaitu Kampung Cijambu, Cipalahlang, Lemburpasir, dan Talaga.
Menurut Kepala Desa Sirnasari, Bangbang Gunawan, sebanyak 90 KK atau sekitar 250 jiwa kini tinggal sementara di tiga lokasi pengungsian, yaitu di madrasah, sekolah, dan masjid. Keputusan untuk mengungsikan warga dilakukan atas dasar keselamatan, meskipun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hal ini mengingat potensi longsor susulan yang dapat mengancam nyawa penduduk.
Bangbang menjelaskan, longsor Gunung Garu dipicu oleh kondisi tanah yang labil setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut selama beberapa hari terakhir. Selain itu, minimnya pepohonan di gunung tersebut semakin memperburuk stabilitas tanah. “Tanda-tanda longsor sudah terlihat sejak pukul 11.00 WIB. Warga sudah mengambil langkah antisipasi dengan menjauh dari lokasi. Tiga jam kemudian, longsor benar-benar terjadi pada pukul 14.00 WIB,” ujar Bangbang.
Longsor ini tidak hanya mengancam puluhan rumah warga, tetapi juga menyebabkan kerusakan pada sekitar 15 hektare lahan pertanian di kaki Gunung Garu. Lahan tersebut merupakan sumber penghidupan utama bagi banyak warga di Desa Sirnasari, sehingga bencana ini berdampak serius pada kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Untuk sementara, pemerintah desa meminta warga agar tidak mendekati area longsor demi keselamatan mereka.
Pemerintah Desa Sirnasari bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Pabuaran kini berupaya melakukan penanganan darurat. Selain memberikan bantuan tempat pengungsian, mereka juga tengah berkoordinasi untuk mengirimkan logistik seperti makanan, air bersih, dan kebutuhan dasar lainnya bagi para pengungsi. Bangbang juga berharap pemerintah kabupaten dan provinsi segera memberikan bantuan, terutama untuk memulihkan kondisi di desa tersebut.
Bencana longsor ini menjadi pengingat pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, terutama di kawasan pegunungan. Minimnya vegetasi di Gunung Garu menjadi salah satu faktor utama yang memicu bencana ini. Reboisasi atau penanaman kembali pohon di area tersebut menjadi langkah yang mendesak untuk mencegah bencana serupa di masa mendatang. Selain itu, warga desa di sekitar kawasan rawan longsor perlu mendapatkan edukasi terkait mitigasi bencana agar dapat lebih sigap menghadapi situasi darurat.
Saat ini, para pengungsi masih mengandalkan bantuan dari pemerintah dan masyarakat sekitar. Meskipun situasi di lokasi pengungsian relatif aman, rasa cemas akan kemungkinan longsor susulan masih membayangi mereka. Hujan deras yang terus mengguyur Sukabumi dalam beberapa hari terakhir membuat kondisi tanah di kawasan Gunung Garu tetap berisiko.
Peran pemerintah dalam memberikan solusi jangka panjang sangat dibutuhkan. Selain membantu warga yang terdampak secara langsung, diperlukan langkah-langkah strategis untuk mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut. Penataan ulang kawasan rawan bencana, termasuk reboisasi dan pengawasan terhadap aktivitas manusia yang dapat memperburuk kondisi tanah, menjadi kunci untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
Bencana longsor Gunung Garu tidak hanya mengguncang Desa Sirnasari, tetapi juga menjadi pengingat bagi masyarakat luas akan pentingnya menjaga keseimbangan alam. Dengan kerja sama semua pihak, diharapkan pemulihan dapat berjalan lancar, dan warga yang terdampak dapat kembali ke kehidupan normal secepatnya.